Sunday, February 19, 2017

Filosofi souvenir pernikahan

Mendengar istilah "souvenir pernikahan" absolut yang terbayang adalah suatu benda yg umumnya diberikan kepada tamu-tamu yang hadir pada suatu program mirip pernikahan, launching produk, pesta ulang tahun, ataupun event-event lainnya. Selain itu, souvenir jua kerap kita dapatkan Jika kita bepergian ke suatu daerah serta membeli benda yang menjadi ciri khas produk berasal wilayah tersebut buat dijadikan oleh-sang. Jadi, arti souvenir itu sebenarnya sangat luas. Souvenir buat pernikahan tentu tidak sinkron dengan souvenir buat pesta ulang tahun ataupun event lainnya.Souvenir buat program mirip ulang tahun, launching produk, atau pelantikan suatu perusahaan umumnya lebih mudah pemilihannya dibanding dengan souvenir untuk pernikahan. Mengapa? Sebab orang yang kita undang itu hanya kalangan eksklusif saja. Misalnya program ulang tahun anak-anak, absolut yang diundang itu (kebanyakan) anak-anak seusia anak yg sedang berulang tahun. Souvenir yg dipilih umumnya yang cocok buat anak-anak seperti mainan, camilan, dsb. Lalu buat launching produk, contohnya produk kecantikan, tentunya yg diundang artinya yg diklaim menjadi konsumen nantinya. Sudah hampir bisa dipastikan souvenir yg diberikan umumnya berupa produk kosmetik tersebut.

Souvenir pernikahan meniqah.com
Souvenir pernikahan meniqah.com


Sebab itulah saya akan membahas sedikit-poly perihal souvenir pernikahan, dengan asa bisa jadi pedoman bagi calon pengantin buat menentukan souvenir apa yg kira-kira cocok buat diberikan pada tamu-tamu yang akan datang ke pesta pernikahannya.Ketika aku  menikah dua puluh tujuh tahun kemudian (1987), anugerah souvenir buat tamu yang tiba ke pesta pernikahan belum lazim dilakukan. Terlebih lagi, tempat tinggal   saya hanyalah sebuah kota kecil; ibukota salah  satu kabupaten di jawa timur. Saat itu menjadi indikasi ucapan terimakasih atas kehadiran tamu-tamu yg diundang, saat program selesai, mereka diberikan sang-sang berupa kue yg dikemas pada kotak dan  diatasnya ditempel kertas ucapan terimakasih. Kelihatannya sederhana, tapi Bila dilihat asal isinya terbayang pula kira-kira berapa dana yang harus disediakan karena umumnya isi kotak minimal 3 pangkas kudapan manis serta semuanya harus dikerjakan secara mendadak buat menghindari risiko kue menjadi rusak atau basi. Yang populer, semakin poly isi kudapan manis maka semakin akbar lah gengsi si empunya hajat. Begitu kira-kira yg aku  dengar asal opini beberapa kenalan saya saat itu.


Seiring berjalannya ketika, beberapa tahun lalu (serta entah siapa yg memulainya), ada souvenir pernikahan berupa benda yang bisa disimpan menjadi kenang-kenangan. Lebih simpel sebab bisa didesain jauh-jauh hari sebelum acara dilangsungkan. Bahkan, harganya mampu diubahsuaikan dengan kemampuan kita. Bentuknya pun kebanyakan hanya benda kecil yang mampu disimpan dalam tas tangan. Jadi tidak heran Jika masa itu yg paling banyak dijadikan souvenir merupakan gantungan kunci.

Perkembangan berikutnya mulai terdapat yg berupa bunga (umumnya terbuat dari plastik) dan  juga berupa kipas tangan. Selanjutnya berupa benda yg mampu dijadikan hiasan di lemari pajangan di tempat tinggal  . Kemudian berkembang lagi menggunakan membentuk tampilannya lebih indah melalui bungkus-bungkus berupa kotak mika, sebagai akibatnya souvenir itu jadi kelihatan bernilai tinggi, benda yg dijadikan souvenir pun bahannya bermacam-macam, mulai berasal gerabah, keramik, hingga kaca bening yg menyerupai kristal.

Seiring perkembangan jaman, souvenir pun berkembang modelnya berasal yang tadinya hanya sekedar hiasan menjadi sesuatu yg fungsional. Bingkai foto, memo, tempat tissue, dsb merupakan model benda itu. Bahkan, di kalangan pejabat maupun publik figur, souvenir sebagai semacam sarana buat memberikan taraf sosial mereka. Souvenir pun tidak layaknya berubah fungsi menjadi semacam prestige~

Apa sebenarnya kiprah souvenir di pada pernikahan?

Entah kenapa, semenjak awal ada souvenir berupa benda, aku  sangat tertarik sekali untuk menjadikannya sebagai koleksi. Mungkin karena bentuknya yang lucu-lucu dan  menarik. Tidak sekedar mengkoleksi, saya pun mulai memikirkan benda itu Jika dikaitkan menggunakan acara pernikahan.
Ketika saya hadir ke undangan pernikahan, aku  seringkali kagum dengan hal-hal yang terdapat pada program itu. Mulai berasal pengantinnya, among/penerima tamu, dekorasi, hingga catering-nya. Semuanya selalu diusahakan tampil semenarik mungkin oleh si empunya hajat. Bahkan demi hal itu banyak yang rela buat mengeluarkan dana yg tidak sedikit. Mengapa? Karena yang aku  sebut diatas ialah hal-hal yang langsung terlihat oleh para tamu waktu mereka datang. Jadi tidak heran budget untuk itu sangatlah diperhatikan sang si empunya hajat.

Beda halnya dengan souvenir yang hanya berfungsi sebagai butir tangan dan  indikasi ucapan terima kasih pada tamu-tamu yg telah hadir. Keberadaannya sporadis mendapat perhatian lebih. Budget buat souvenir umumnya diusahakan seminimal mungkin karena dianggap hanyalah sebuah benda mungil yang umumnya tak terlalu kelihatan, sebab seringkali pribadi berada dalam tas atau saku baju para tamu seusai mengisi buku tamu. Bahkan ketika aku  masih tinggal di suatu daerah pada luar pulau jawa, eksistensi souvenir bukanlah hal yang penting sebagai akibatnya tak heran pada daerah itu masih terdapat yang memberi souvenir kepada para tamu berupa permen. Ya, permen! Sedikit aneh cita rasanya bagi aku  ketika itu, tapi mungkin itu hal yang telah biasa disana.

 Kita mampu merenung sejenak, bukankah kehadiran tamu-tamu itu sangat berarti bagi kita waktu kita punya hajat? Mereka telah meluangkan saat serta menyempatkan diri buat menghadiri undangan kita serta memberi do'a restu kepada mempelai. Jadi telah sewajarnya sebagai rasa hormat serta terima kasih kita di mereka, kita memberi sekedar butir tangan berupa souvenir yg pantas juga. Pantas disini yg aku  maksud bukan harus yg mahal, akan tetapi yang pantas diberikan pada mereka.

Saya seringkali menghadiri undangan pernikahan yg begitu "wah"... Dekorasi pelaminan yg glamor, pakaian pengantin yg gemerlap, kostum among tamu serta panitia lainnya yg pula begitu menarik, hidangan yg berlimpah; tetapi souvenirnya hanyalah sebuah buku notes yg dibungkus plastik atau sebuah kipas yang jua dibungkus plastik, bahkan pernah pula hanya gunting kuku mungil atau gantungan kunci yg juga dibungkus plastik. Bukan jenis benda yg sebagai permasalahan disini, tetapi tampilannya yang kurang menarik sebagai akibatnya tidak ada kesan apapun yg implisit disitu, apalagi kesan menghormati tamu. Memang, benda itu terdapat kegunaannya, akan tetapi jikalau penampilannya hanya dibungkus plastik saja jadi kesannya hanya mirip souvenir yang biasa diberikan sang sebuah perusahaan menjadi sarana kenaikan pangkat   produk yang mereka buat. Sebab itu, tak jarang benda-benda itupun diletakkan begitu saja sang si penerima waktu hingga di tempat tinggal   tanpa ditinjau lagi bahkan mungkin terlupakan karena merasa begitu poly souvenir serupa yang sudah mereka terima. Andai kata saja benda-benda itu diberi sentuhan sedikit, tentu akan beda nilainya dimata para tamu.

No comments:

Post a Comment